Halo sahabat kali ini saya ingin membagikan aertikel tentang seorang ulama besar yang tersohor pada
masanya yaitu syekh yusuf al-makassari. Simak kisah selengkapnya berikut ini:
syekh yusuf al-makassari |
Syekh yusuf adalah anak dari pasangan abdulah dan aminah. Ayahnya
bukanlah seorang bangsawan dan ibunya merupakan keluarga sultan ala al-din. Ia dididik
dengan cara islam dengan mempelajari bahasa arab, fiqih, dan tauhid. Pada usia
15 tahun ia berkelanla ke cikoang untuk belajar tasawuf, mistik pada seorng
sufi. Setelah selesai belajar sufi di cikoang, ia kembali gowa dan menikah
dengan seorang putri sultan gowa. Pada usia 18 tahin ia mnunaikan ibadah haji
sekaligus untuk memperdalam ilmu agama islamnya.
Dia berlayar dari Makassar ke banten yang merupakan pusat
islam terpenting di nusantara dengan
menumpangi kapal melayu. Saat sampai disana ia bersama dengan putra mahkota
yang kemudian menjadi raja yang dikenal dengan sultan ageng tirtayasa antara pada
tahun 1651-1683. Yang juga merupakan penguasa terakhir di kesultanan banten dan
merupakan kerajaan terakhir nusantara yang melakukan perdagangan jauh.
Setelah singgah di banten ia melanjutkan perjalanan ke
aceh dengan mengikuti rute perdagangan
nusantara pada masa itu. Dari aceh beliau melanjutkan perjalanan ke Gujarat,
india. Di india ia bertemu dengan sufi nuruddin ar-raniri. Yang merupakan
penasehat sultan perempuan safyauddin dari aceh. Dari india ia melanjutkan
perjalanan ke yaman, lalu akirnya sampai di mekah dan madinah. Bahkan sampai ke
damaskus, suriah dan Istanbul, turki. Yang
dikenal sebagai negeri rum oleh tambo-tambo melayu. Kalau kita mau memikirkan
betapa lamanya perjalanan beliau dengan menggunakan kapal layar atau kafilah unta pada masa itu
sungguh betapa kuat mental dan fisik syekh yusuf melakukan perjalanan untuk
belajar tasawuf selama bertahun dalam tradisi sufi. Di mekkah beliau mendapatkan ijasah dari tarekat khalwatiyyah.
Mendapatkan pengakuan sebagai ilmuwan islam yang berwibawa, serta dianggap guru
agama oleh orang-orang melayu-indonesia yang datang menunaikan ibadah haji
ke tana suci mekkah. Disana beliau menikah dengan putrid imam syafi’I namun kemudian meninggal dunia saat
melahirkan. Sebelum kembali ke kampong halamannya ia menikah lagi di jedah
dengan wanita asal Sulawesi.
Setiba di tanah air, ada yang mengatakan beliau tidak
kembali ke goa dan ada juga yang mengatakan beliau kembali . namun terlepas pro
kontra ini, belaiu cukup lama menetap di banten dan menjadi penasehat agama
sultan agung tirtayasa. Di banten terjadi perang saudara antara sultan agung dan
putranya yang dikenal dengan nama sultan haji yang banyak meminta bantuan ke VOC untuk
menangkap sultan agung dan mengasingkannya ke Batavia hingga wafat. Syekh yusuf
yang bergerilya berpihak kepada sultan agung dan melawan penjajah juga
ditangkap bersama dua istrinya,beberapa
anak dan 12 murudnya serta beberapa perempuan pembantu turut diasingkan ke
srilanka.
Di srilanka syekh yusuf banyak menulis karya keagamaan dalam
bahasa arab, bugis dan melayu dia juga aktif memyusun jaringan islam dari
nusantara yang singgah di srilanka sepulang dari tanah suci, dikalangan para
penguasa, dan raja-raja di nusantara. Kemudian
orang-orang ini banyak yang membawa karyanya ke nusantara hingga bisa dibac
hingga sekarang.
Syekh yusuf yang aktif meakukan perang gerilya membuat
belanda khawatir dampak yang ditimbulkan dalam bidang politik dan agama di
nusantara, akhirnya beliau diasingkan ke afrika selatan pada tahun 1694 beserta
pengikutnya berjumlah 49 orang tiba di tanjung harapan dengan menumpang kapal
voetboog. Dalam perjalanan menuju afrika selatan, badai besar menghantam
kapalnya yang nyaris membuat kapal tersebut tenggelam. Berkat wibawa dan
karisma syekh yusuf dapat membuatnya tenang dan selamat sampai kaapstad. Karena
pengalaman inilah membuat kapten kapal tersebut akhirnya memeluk islam dan
keturunnnya yang muslim tinggal di afrika hingga sekarang.
Syekh yusuf kemudian di tempatkan di sebuah desa pertanian
dengan nama zanvliet dengan tujuan agar tidak bisa berkomunikasi dengan orang Indonesia
yang lebih dulu diasingkan kesini. Lokasi itu telah dikenal dengan nama Makassar
hingga saat ini.
Perhtian utama syekh yusuf selama dipenngasingan adalah menyampaikan
syiar islam, memelihara dan mempertahankan islam di golongan muslim. Sebagai sufi
ia mengajarkan tarekat qadiniyyah, tarekat shattariyyah, tarekat rifaiyyah
dikalangn muslim afrika selatan. Beliau meninggal dunia pada tahun 1699 dan
dimakamkan di faure, cape town. Pada tahun 1705 raja gowa yang memerintah pda
masa itu eminta untuk jenasahnya di pulang dan dimakamkan di Makassar.
Demikianlah artikel ringkas ini tentang ulama besar dari Makassar
yang kita kenal dengan nama syekh yusuf al-makassary. Semoga pembaya yang budiman
dapat mengambil hikmah dan menjadiknnya sebagai teladan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar