Minggu, 22 November 2015

kisah hidup syekh yusuf

Halo sahabat kali ini saya ingin membagikan aertikel  tentang seorang ulama besar yang tersohor pada masanya yaitu syekh yusuf al-makassari. Simak kisah selengkapnya berikut ini:


syekh yusuf al-makassari
Syekh yusuf adalah anak dari pasangan abdulah dan aminah. Ayahnya bukanlah seorang bangsawan dan ibunya merupakan keluarga sultan ala al-din. Ia dididik dengan cara islam dengan mempelajari bahasa arab, fiqih, dan tauhid. Pada usia 15 tahun ia berkelanla ke cikoang untuk belajar tasawuf, mistik pada seorng sufi. Setelah selesai belajar sufi di cikoang, ia kembali gowa dan menikah dengan seorang putri sultan gowa. Pada usia 18 tahin ia mnunaikan ibadah haji sekaligus untuk memperdalam ilmu agama islamnya.

Dia berlayar dari Makassar ke banten yang merupakan pusat islam terpenting di nusantara  dengan menumpangi kapal melayu. Saat sampai disana ia bersama dengan putra mahkota yang kemudian menjadi raja yang dikenal dengan sultan ageng tirtayasa antara pada tahun 1651-1683. Yang juga merupakan penguasa terakhir di kesultanan banten dan merupakan kerajaan terakhir nusantara yang melakukan perdagangan jauh.
Setelah singgah di banten ia melanjutkan perjalanan ke aceh  dengan mengikuti rute perdagangan nusantara pada masa itu. Dari aceh beliau melanjutkan perjalanan ke Gujarat, india. Di india ia bertemu dengan sufi nuruddin ar-raniri. Yang merupakan penasehat sultan perempuan safyauddin dari aceh. Dari india ia melanjutkan perjalanan ke yaman, lalu akirnya sampai di mekah dan madinah. Bahkan sampai ke damaskus, suriah  dan Istanbul, turki. Yang dikenal sebagai negeri rum oleh tambo-tambo melayu. Kalau kita mau memikirkan betapa lamanya perjalanan beliau dengan menggunakan  kapal layar atau kafilah unta pada masa itu sungguh betapa kuat mental dan fisik syekh yusuf melakukan perjalanan untuk belajar tasawuf selama bertahun dalam tradisi sufi. Di mekkah beliau  mendapatkan ijasah dari tarekat khalwatiyyah. Mendapatkan pengakuan sebagai ilmuwan islam yang berwibawa, serta dianggap  guru  agama oleh orang-orang melayu-indonesia yang datang menunaikan ibadah haji ke tana suci mekkah. Disana beliau menikah dengan putrid imam syafi’I  namun kemudian meninggal dunia saat melahirkan. Sebelum kembali ke kampong halamannya ia menikah lagi di jedah dengan wanita asal Sulawesi.

Setiba di tanah air, ada yang mengatakan beliau tidak kembali ke goa dan ada juga yang mengatakan beliau kembali . namun terlepas pro kontra ini, belaiu cukup lama menetap di banten dan menjadi penasehat agama sultan agung tirtayasa. Di banten terjadi perang saudara antara sultan agung dan putranya yang dikenal dengan nama sultan haji  yang banyak meminta bantuan ke VOC untuk menangkap sultan agung dan mengasingkannya ke Batavia hingga wafat. Syekh yusuf yang bergerilya berpihak kepada sultan agung dan melawan penjajah juga ditangkap bersama  dua istrinya,beberapa anak dan 12 murudnya serta beberapa perempuan pembantu turut diasingkan ke srilanka.

Di srilanka syekh yusuf banyak menulis karya keagamaan dalam bahasa arab, bugis dan melayu dia juga aktif memyusun jaringan islam dari nusantara yang singgah di srilanka sepulang dari tanah suci, dikalangan para penguasa, dan  raja-raja di nusantara. Kemudian orang-orang ini banyak yang membawa karyanya ke nusantara hingga bisa dibac hingga sekarang.
Syekh yusuf yang aktif meakukan perang gerilya membuat belanda khawatir dampak yang ditimbulkan dalam bidang politik dan agama di nusantara, akhirnya beliau diasingkan ke afrika selatan pada tahun 1694 beserta pengikutnya berjumlah 49 orang tiba di tanjung harapan dengan menumpang kapal voetboog. Dalam perjalanan menuju afrika selatan, badai besar menghantam kapalnya yang nyaris membuat kapal tersebut tenggelam. Berkat wibawa dan karisma syekh yusuf dapat membuatnya tenang dan selamat sampai kaapstad. Karena pengalaman inilah membuat kapten kapal tersebut akhirnya memeluk islam dan keturunnnya yang muslim tinggal di afrika hingga sekarang.

Syekh yusuf kemudian di tempatkan di sebuah desa pertanian dengan nama zanvliet dengan tujuan agar tidak bisa berkomunikasi dengan orang Indonesia yang lebih dulu diasingkan kesini. Lokasi itu telah dikenal dengan nama Makassar hingga saat ini.
Perhtian utama syekh yusuf selama dipenngasingan adalah menyampaikan syiar islam, memelihara dan mempertahankan islam di golongan muslim. Sebagai sufi ia mengajarkan tarekat qadiniyyah, tarekat shattariyyah, tarekat rifaiyyah dikalangn muslim afrika selatan. Beliau meninggal dunia pada tahun 1699 dan dimakamkan di faure, cape town. Pada tahun 1705 raja gowa yang memerintah pda masa itu eminta untuk jenasahnya di pulang dan dimakamkan di Makassar.


Demikianlah artikel ringkas ini tentang ulama besar dari Makassar yang kita kenal dengan nama syekh yusuf al-makassary. Semoga pembaya yang budiman dapat mengambil hikmah dan menjadiknnya sebagai teladan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar