Rabu, 18 November 2015

kisah teladan sahabat rasul


Para Sahabat rasul Muhammad SAW merupakan orang-orang yang sungguh mulia, sangat patut dijadikan contoh atau kisah teladan tanpa mengecualikan baginda rasulullah SAW. Salah satu sahabat rasul SAW yang sangat patut kita teladani adalah Abdurrahman bin auf RA.
Simak kisah selengkapnya disini.

kisah teladan sahabat rasul
Abdurahman bin RA merupakan sahabat rasul SAW yang sangat dermawan. Saat terjadi perang tabuk,  rasulullah meminta kepada seluruh kaum muslimin untuk mengorbankan harta benda yang meraka miliki. Tanpa pikir panjang abdurahman bin auf RA langsung memenuhi himbauan tersebut. Ia merupakan sahabat nabi yang paling banyak mengorbankan hartanya dengan menyerahkan dua ratus uqiyah emas. Melihat kedermawanan abdurahman bin auf RA, umar bin khattab berbisik kepada rasulullah “sepertinya abdurahman bin aur RA berdosa karena tidak meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya”. Kemudian rasulullah bertanya kepada abdurahman “apakah kau meninggalkan uang  belanja untuk istrimu?”. Abdurahman menjawab “ya, mereka ku tinggalkan yang lebih banyak dan lebih baik dari yang ku sumbangkan”. Rasulullah bertanya kembali “berapa”. Sebanyak rezeki, kebaikan, serta pahala yang dijanjikan Allah SWT” , jawab abdurahman.
Pada saat kaum muslimin berangkat ke perang tabuk Abdurahman dimuliakan oleh Allah. Suatu kemuliaan yang tidak pernah didapat oleh siapa pun. Ketika waktu shalat tiba, rasulullah belum hadir maka abdurahman pun menjadi imam shalat berjamaah. Rasulullah baru hadir saat rakaat pertama hampir selesai, lalu shalat di belakangnya dan mengikut jadi makmum. Sungguh tak ada kemuliaan dan keutamaan selain menjadi imam shalat untuk pemimpin umat dan peimpin para nabi, yaitu Muhammad SAW.

Abdurahman bin auf RA bertugas untuk menjaga kesejahteraan dan keselamatan ummahatul mukminin (para istri rasulullah. Dia yang bertanggung jawab untuk memenuhi semua kebutuhan mereka dan mengawal kemana ibu-Ibu mulia itu ketika bepergian.
Pernah suatu ketika abdurahman membeli sebidang tanah dan membagikan kepada bani zuhrah dan para ummahatul mukminin. Ketika aisyah diberitahu bahwa dirinya juga mendapatka jatah, ia lalu bertanya “siapa yang menghadiahkan tanah ini buatku”. petugas itu menjawab “abdurahman bin auf RA”. Kemudian aisyah mengatakan bahwa rasulullah pernah bersabda yang mengatakan “tidak ada orang yang kasihan kepada kalian  sepeninggalku kecuali orang-orang yang sabar. Begitulah, doa rasulullah bagi abdurahman bin auf terkabulkan. Allah senantiasa melimpahkan berkah-nya sehingga ia menjadi orang paling kaya diantara sahabat. Bisnis terus mengalami kemajuan dan perkembangan. Semakin banyak keuntungan yang dia dapat semakin banyak pula  kedermawanannya. Hartanya digunakan dijalan Allah, entah secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Walau ia termasuk orang paling kaya pada masanya, tapi tidak berpengaruh pada iman dan taqwanya
Berbahagialah abdurahman bin auf RA dengan limpahan  dan kebahagiaan yang Allah berikan kepadanya. Ketika abdurahman wafat, jenasahnya diantar oleh para sahabat yang mulia, diantaranya sa’ad bin abu waqqash dan yang lainnya. Khalifah ali bin abi thalib mengatakan dalam sambutannya “engkau telah mendapatkan kasih sayang Allah dan engkau berhasil menundukkan kepalsuan dunia.

Abdurahman merupakan salah satu sahabat nabi dari kelompok delapan orang yang pertama masuk islam. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang yang diberi kabar gembira oleh baginda rasulullah masuk syurga dan termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan umar bin khattab sebagai khalifah. Ia juga merupakan mufti yang dipecaya untuk befatwa di madinah selama beliau masih hidup.

Sebelum masuk islam ia bernama abd amr dan setelah masuk islam namanya diganti menjadi abdurahman bin auf. Ia masuk islam sebelum rumah Al-arqam dijadikan pusat dakwah oleh rasulullah. Ia masuk islam dua hari setelah abu bakar as-shidiq memeluk islam terlebih dahulu.
Umat islam yang pertama-tama masuk islam banyak mengalami  siksaan dari kaum kafir quraisy, begitu juga abdurahman. Ia banyak mengalami siksaan dan tekanan dari kafir quraisy. Namun ia tetp abar dan tabah menghadapi siksaan dan tekanan tersebut. Kemudian dia ikut serta bersama kawan-kawan seiman hijrah ke habasyah untuk menghindari tekanan kafir qurasy.
Ketika rasuiullah melakukan hijrah ke madinah abdurahman menjadi pelopor kaum muslimin. Di kota ini rasulullah mempersaudarakan kaum anhar dengan kaum muhajirin. Abdurahman bin auf dipersaudarkan dengan sa’ad bin rabi al-anshari. Sa’ad merupakan salah satu orang terkaya di madinah pada masa itu. Ia menawarkan bantuan kepada saudaranya abdurahman namun ditolak dan hanya meminta ditunjukkan pasar di kota madinah. Maka sa’ad pun menunjukkan letak pasar maka abdurahman pun mulai melakukan perdagangan. Belum lama ia melakukan perdagangan ia sudah mengumpulkan uang yang cukup  untuk mahar menikah. Kemudian datang ke rasulullah untuk menyampaikan niatnya.”saya ingin menikah, ya rasullah” katanya. ”Apa mahar yang akan kau berikan kepada istrimu”,  Tanya nabi SAW. Abdurahman menjawab “emas seberat biji kurma”. Kemudian rasulullah bersabda “laksanakanlah walimah (kenduri), walau hanya menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu”. Sejak itulah kehidupan abdurahman menjadi makmur.


Semoga para pembaca dapat mengambil hikmah dari kisah sahabat rasul diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar